SMP Islam Cendekia Cianjur

SMP Islam boarding school yang memadukan antara sekolah umum dan pesantren modern.

Penerimaan murid baru tahun ajaran 2015

Gelombang pertama pendaftaran sudah dibuka, segera daftarkan putra dan putri Bapak / Ibu ke SICC

Masjid Annisa

Masjid Annisa merupakan sentral kegiatan seluruh aktifitas di Sekolah islam unggulan SICC

Toilet dan kamar mandi SICC

Kebersihan adalah bagian dari Iman, oleh karenanya SICC mengutamakan kebersihan dan keindahan hingga toilet dan kamar mandinya

Gedung Utama SICC

Gedung kembar 3 lantai yang dapat menampung lebih dari 600siswa

Kamis, 28 November 2013

SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR



SICC atau SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR adalah Sekolah Islam dengan sistem Boarding School yang merupakan SMP Islam Terpadu antara SMP Pesantren dan SMP Umum.

SICC terletak di Cianjur Jawa Barat lengkapnya  beralamat di  Jalan Pramuka, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur. Karena sekolah Islam ini selain sekolah umum juga merupakan pesantren modern  maka bangunan didesain dengan konsep bangunan kelas modern  serta dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti  asrama, masjid, kantin, sarana olah raga dan sarana berkebun agar kegiatan belajar mengajar menjadi bersih dan nyaman serta menimbulkan suasana betah bagi murid murid nya.

Berikut beberapa photo lokasi SMP Islam, bangunan SMP Pesantren dan Boarding School SMP Islam Cendekia Cianjur.

http://smpcendikiacianjur.blogspot.com/
LOGO SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR (SICC)

 http://smpitcendekia.weebly.com/
Tampak Depan SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR (SICC)

 http://islamcendikia.blogspot.com/
AULA SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR

LINGKUNGAN SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR



Lingkungan dan suasana sekitar sekolah adalah hal yang sangat penting yang membuat anak siswa menjadi betah dan menambah suasana gairah belajar yang tinggi. Untuk itu  SICC atau SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR merancang lingkungan nya dengan baik, bersih dan hijau sehingga  Sekolah Islam dengan sistem Boarding School yang merupakan SMP Islam Terpadu antara SMP Pesantren dan SMP Umum ini menjadi sekolah yang memiliki lingkungan yang baik dan nyaman untuk tinggal dan bersekolah.

SICC terletak di Cianjur Jawa Barat lengkapnya  beralamat di  Jalan Pramuka, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur. Karena sekolah Islam ini selain sekolah umum juga merupakan pesantren modern  maka bangunan didesain dengan konsep bangunan kelas modern  serta dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti  asrama, masjid, kantin, sarana olah raga dan sarana berkebun agar kegiatan belajar mengajar menjadi bersih dan nyaman serta menimbulkan suasana betah bagi murid murid nya.

Berikut beberapa photo suasana dan lokasi SMP Islam, bangunan SMP Pesantren dan Boarding School SMP Islam Cendekia Cianjur.

1. Kolam ikan di belakang sekolah


http://smpitcendikia.blogspot.com/

 

2. Sawah di bagian samping sekolah
https://plus.google.com/u/0/108052258506552998999

 3. Tampak sekolah dari jalan raya
https://twitter.com/cendikiacianjur


 4. Bangunan sekolah
http://islamcendikia.blogspot.com/

5. Lapangan futsal
 http://smpitcendekia.weebly.com/

 6. Boarding School
https://www.facebook.com/smpislam.cendikiacianjur

Bung Karno Berguru di Pesantren Cianjur Selatan

Ketika Belanda bertekuk lutut dihadapan tentara Jepang, kemudian Jepang dikalahkan Sekutu, maka Indonesia segera memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tetapi para penjajah yang bergabung dalam tentara Sekutu tidak rela negeri jajahan itu merdeka. Belanda yang masih babak belur belum berani muncul, maka  yang disuruh datang tentara bule dari Inggris yang tidak rela melihat Indonesia merdeka. Bahkan mau menangkap Soekarno Hatta sang Proklamator yang dianggapnya sebagai penajahat perang. Aneh bukan. Sejak dulu hingga sekarang mereka menamai sesuatu sesuai dengan keinginannya sendiri.
Melihat gelagat itu pemerintah Indonesia mempersiapkan beberapa kemungkinan. Saat tentara Inggris telah berdatangan di sekitar Jakarta yang hendak menangkap Soekarno–Hatta, keduanya segera mengungsi ke pedalaman. Anehnya Bung Karno tidak mengungsi di markas militer yang lengkap persenjaataannya, melainkan mengungsi ke pesantren Sukanegara di Cianjur. Rupanya sang Kiai pengasuh pesantren itu adalah teman lama Bung Karno, sehingga kehadirannya di sana di terima dengan tangan terbuka, tanpa sedikit rasa kaget, apalagi kehadirannya tanpa diiringi pengawal yang ketat, hanya diantar Hasjim Ning dan seorang ajudan.
Tampaknya dalam suasana revolusi, perlindungan rohani, dan penjagaan stamina perlu dipertahankan terutama spirit perlawanan jauh lebih diutamakan ketimbang sekadar persenjataan militer. Bagi Bung Karno revolusi tidak hanya revolusi fisik, tetapi revolusi sosial, revolusi ekonomi baru kemudia revolusi kebudayaan. dalam menjalankan program tersebut ia membutuhkan stamina yang kuat. Oleh karena itu support moral seorang ulama sangat diperlukan. Tak seorangpun tahu keberadaan Presidennya di pengungsian itu, para intelijen PID-nya Belanda tak tahu, tidak pula intelijen M-16 Inggris yang konon sangat jeli itu.
Seluruh kebutuhan hidup Presiden itu ditanggung oleh Kiai, dan itu tidak menyulitkan, sebab di sana semuanya tinggal mengambil sendiri di kebun, berbagai macam ikan, pete, bahkan jengkol  kesukaan Bung Karno tinggal ambil di sana. Selain itu di luar musimpun durian kesukaan Sang Proklamator itu bisa saja dicari di tanah itu, sehingga membuat Soekarno betah. Kesetiaan para santri serta masyarakat pada Ajeungannya itu membuat segala kebutuhan kiai untuk menjamu dan menjaga Presiden tidak pernah menjadi masalah.
Oleh karena itu ketika pengusaha Hasjim Ning hendak memberikan uang sumbangan untuk bekal Bung Karno selama dalam pengungsian itu dengan halus ditolak oleh Kiai, sebab kehadiran Soekarno semuanya ada dalam tanggungan Kiai. Lagi pula tidak ada satu kebutuhanpun yang harus dibeli, semuanya dicari dan dikasih oleh masyarakat. Kemudian Hasjim Ning memberikan uang tersebut pada isteri Sang Kiai, dengan mmengatakan bahwa uang ini tidak disumbangkan, hanya untuk jaga-jaga barang kali nanti dibutuhkan Bung Karno. Dengan alasan itu akhirnya uang  diterima Ibu Nyai, sebagai uang titipan bukan untuk digunakan sendiri.
Di tengah perkebunan teh yang sejuk tentu Bung Karno beserta keluarga tidak merasa bosan, apalagi setiap bisa digunakan untuk mendalami pengetahuan keagamaan sebab setiap saat bisa berdialog dengan Kiai yang memiliki pengetahuan mendalam, seorang rohaniawan yang sangat dihormati Bung Karno, sehingga di sana Bung Karno bisa mengisi kehausan spiritualnya di bawah bimbingan seprang ulama yang alim. Sementara sang ulama merasa sangat gembira, sebagaai seorang pelayan umat  bisa melindungi Presiden sang Proklamator yang sedang dalam kejaran penjajah, sehingga semuanya dijalankan dengan suka rela, tanpa pamrih apapun, disumbangpun tidak mau, sebab itu merasa sebagai kewajiaban ulama pada Negara. Karena itu dalam keadaan apapun ulama pesantren tidak mau memberontak baik melalui DI-TII maupu PRRI, sebab tindakan itu berarti mengkhianati perjuangan sendiri.
Ternyata ulama tidak hanya memberi support moral, tetapi juga memberikan dukungan secara fisik. Terbukti kiai Hasyim Asy’ari dengan Resolusi Jihad-nya mampu menggerakkan para santri dan masyarakat sehingga  mampu mengalahkan pasukan Inggris di Surabaya pada tanggal 10 November 1946 yang bersejaraah itu. Menurut Pramoedya Ananta Toer itulah perang termegah dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, bagaimana sekelompok santri dengan senjata seadanya mampu mengalahkan Negara pemenang Perang Dunia kedua yakni Inggris. Karena adanya semangat perlawanan membara dari kaum santri yang dipimpin KH Hasyim Asy’ari melalui resolusi Jihadnya itu.
Tetapi sayang semuanya itu tidak  tercatat dalam sejarah Indonesia, peran kaum santri diabaikan, yang ada hanya peran tentara-tentara nasional, terutama  bekas prajurit KNIL yang selama ini turut menjajah rakyat Indonesia. (Sumber: http://rivafauziah.wordpress.com)
http://smpcendikiacianjur.blogspot.com/
Lapangan Futsal SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR (SICC)

Tawuran antar pelajar


https://www.facebook.com/smpislam.cendikiacianjur

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan, pencegahan tawuran pelajar tak bisa dilakukan hanya dengan imbauan dan penyuluhan. Tindakan tegas terhadap pelaku tawuran dinilai akan lebih efektif memutus rantai tradisi tawuran itu.
Devie berpendapat, tawuran antarpelajar merupakan bentuk kekerasan yang khas. Menurutnya, para pelaku tawuran tidak bertindak atas dasar politik atau ekonomi, tetapi untuk identitas kebanggaan. "Maka, pendekatan yang sifatnya pengajaran moral seperti ini cenderung tidak digubris," kata Devie kepada Kompas.com, Jumat (11/10/2013). 

Menurut Devi, pendekatan yang bersifat penyuluhan dari orangtua, guru, atau pihak lain dianggap para pelajar sebagai orang luar yang tidak tahu apa-apa tentang persoalan "dendam antarsekolah" yang telah berlangsung turun-temurun. Oleh karena itu, kata Devie, perlu perombakan sistem yang lebih represif untuk menekan kultur kekerasan ke generasi selanjutnya. 

"Kebijakan yang diterapkan yaitu pemidanaan serius serta ancaman bahwa catatan kriminal akan berdampak buruk bagi masa depan para siswa," ujarnya. 

Perselisihan antarpelajar di Jakarta kini mulai menjurus ke arah kejahatan. Selain menggunakan senjata tajam, pelaku tawuran kini mulai menggunakan cairan berbahaya untuk melukai sasarannya. Dua kasus penyiraman air keras terjadi dalam satu pekan terakhir, antara lain di sebuah bus PPD 213 di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, pada Jumat pekan lalu dan di Jalan Garuda, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada siang tadi. 

lingkungan-smp-islam-cendekia-cianjur
Suasana Hijau Lingkungan SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR (SICC)

Rabu, 27 November 2013

Pendidikan Anak dalam Islam

http://sicendikia.blogspot.com/2013/11/lingkungan-smp-islam-cendekia-cianjur.html
Pembangunan masjid SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR (SICC)

Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung.

Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri islam.
Tentang perkara ini, Allah azza wa jalla berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)
Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”

Untuk itu -tidak bisa tidak-, seorang guru atau orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada seorang anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh junjungan umat ini, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beberapa tuntunan tersebut antara lain:

· Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak
Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa tauhid merupakan landasan Islam. Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam adzab neraka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki” (An- Nisa: 48)
Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi,
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.(Luqman: 13)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ini ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. Ibnu Abbas bercerita,
“Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan bermanfaat bagimu). Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran”.
Perkara-perkara yang diajarkan oleh Rasulllah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas di atas adalah perkara tauhid.
Termasuk aqidah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini adalah tentang di mana Allah berada. Ini sangat penting, karena banyak kaum muslimin yang salah dalam perkara ini. Sebagian mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ada di hati kita, dan beragam pendapat lainnya. Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa Allah itu berada di atas arsy, yaitu di atas langit. Dalilnya antara lain,
“Ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy” (Thaha: 5)
Makna istiwa adalah tinggi dan meninggi sebagaimana di dalam riwayat Al-Bukhari dari tabi’in.
Adapun dari hadits,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada seorang budak wanita, “Dimana Allah?”. Budak tersebut menjawab, “Allah di langit”. Beliau bertanya pula, “Siapa aku?” budak itu menjawab, “Engkau Rasulullah”. Rasulllah kemudian bersabda, “Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah wanita mu’minah”. (HR. Muslim dan Abu Daud).

· Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah
Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari).
“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).
Bila mereka telah bisa menjaga ketertiban dalam shalat, maka ajak pula mereka untuk menghadiri shalat berjama’ah di masjid. Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.
· Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringan kepada Anak-anak
Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Dan menyediakan guru khusus bagi mereka yang mengajari tajwid, menghapal Al-Quran serta hadits. Begitu pula dengan doa dan dzikir sehari-hari. Hendaknya mereka mulai menghapalkannya, seperti doa ketika makan, keluar masuk WC dan lain-lain.
· Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia
Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll.
Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.
· Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan
Hendaknya anak sedini mungkin diperingatkan dari beragam perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan, seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan haram lainnya.
Termasuk ke dalam permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa. Banyak orangtua dan guru yang tidak mengetahui keharaman dua perkara ini, sehingga mereka membiarkan anak-anak bermain-main dengannya. Bahkan lebih dari itu –kita berlindung kepada Allah-, sebagian mereka menjadikan dua perkara ini sebagai metode pembelajaran bagi anak, dan memuji-mujinya sebagai cara belajar yang baik!
Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang musik,
لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ اَلْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
“Sungguh akan ada dari umatku yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan al-ma’azif (alat-alat musik)”. (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Daud).
Maknanya: Akan datang dari muslimin kaum-kaum yang meyakini bahwa perzinahan, mengenakan sutra asli (bagi laki-laki, pent.), minum khamar dan musik sebagai perkara yang halal, padahal perkara tersebut adalah haram.
Dan al-ma’azif adalah setiap alat yang bernada dan bersuara teratur seperti kecapi, seruling, drum, gendang, rebana dan yang lainnya. Bahkan lonceng juga, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Lonceng itu serulingnya syaithan”. (HR. Muslim).
Adapun tentang gambar, guru terbaik umat ini (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah bersabda,
كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ
“Seluruh tukang gambar (mahluk hidup) di neraka, maka kelak Allah akan jadikan pada setiap gambar-gambarnya menjadi hidup, kemudian gambar-gambar itu akan mengadzab dia di neraka jahannam”(HR. Muslim).
إِنِّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَاباً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اَلْمُصَوِّرُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para tukang gambar.” (HR. Muslim).
Oleh karena itu hendaknya kita melarang anak-anak kita dari menggambar mahkluk hidup. Adapun gambar pemandangan, mobil, pesawat dan yang semacamnya maka ini tidaklah mengapa selama tidak ada gambar makhluk hidupnya.

· Menanamkan Cinta Jihad serta Keberanian
Bacakanlah kepada mereka kisah-kisah keberanian Nabi dan para sahabatnya dalam peperangan untuk menegakkan Islam agar mereka mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang pemberani, dan sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Muawiyah telah membebaskan negeri-negeri.
Tanamkan pula kepada mereka kebencian kepada orang-orang kafir. Tanamkan bahwa kaum muslimin akan membebaskan Al-Quds ketika mereka mau kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan ditolong dengan seizin Allah.
Didiklah mereka agar berani beramar ma’ruf nahi munkar, dan hendaknya mereka tidaklah takut melainkan hanya kepada Allah. Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap.

· Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i
Hendaknya anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat.
Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia termasuk mereka.” (Shahih, HR. Abu Daud)
Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.
Demikianlah beberapa tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak. Hendaknya para orang tua dan pendidik bisa merealisasikannya dalam pendidikan mereka terhadap anak-anak. Dan hendaknya pula mereka ingat, untuk selalu bersabar, menasehati putra-putri Islam dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jangan membentak atau mencela mereka, apalagi sampai mengumbar-umbar kesalahan mereka.

Semoga bisa bermanfaat, terutama bagi orangtua dan para pendidik. Wallahu a’lam bishsawab.
)* Diringkas oleh Abu Umar Al-Bankawy dari kitab Kaifa Nurabbi Auladana karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan hadits-hadits tentang hukum gambar ditambahkan dari Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah karya Syaikh Muqbil bin Hadi.
Dicopy dari: http://www.wiramandiri.wordpress.com.

15 Kesalahan Mendidik Anak dan Cara Islami Memperbaikinya Oleh Dr. Muhammad bin Abdullah as Sahim (I)

  • http://islamcendikia.blogspot.com/
    Lingkungan SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR (SICC)
    bismillahirrohmanirrohim..
    kali ini saya mau mereview sebuah buku, judulnya ‘15 Kesalahan Mendidik Anak dan Cara Islam Memperbaikinya’ karangan Dr. Muhammad bin Abdullah as Sahim yang diterbitkan oleh Media Hidayah.
    Kenapa saya tertarik membaca buku ini? memang akhir-akhir ini saya senang membaca buku mengenai pendidikan anak, untuk persiapan nantinya jika Alloh berkenan memberi kami seorang anak. bukankah ketika akan menikah kita juga belajar seluk beluk mengenai pernikahan? lalu mengapa ketika kita ingin mempunyai anak kita tidak belajar mengenai itu..
    Sedemikian kompleks mendidik anak, sebanding itu pula Alloh subhana wa ta’ala memberi pahala kepada orang tua yang mampu mendidik anak sesuai aturan-Nya. Jadi jangan sampai kita melakukan kesalahan-kesalahan yang disebutkan di buku ini ketika mendidik anak kita nantinya. 
    Tujuan tertinggi seseorang dalam mendidik adalah terealisasikannya pada diri anak didik: ibadah kepada Alloh, ikhlas karena-Nya, dan terhindar dari segala kesyirikan.
    Membaca buku ini saya merasa ‘makjleb’, beberapa kesalahan yang ditulis di sini banyak saya jumpai di sekitar lingkungan saya tinggal. Misal ketika anak mogok sekolah, orang tua menakutinya dengan ucapan ‘nanti ditangkap pak polisi kalau nggak mau sekolah’ bahkan yang ekstrim ada orang tua yang mengatakan ‘nanti kamu dikhitankan lho kalau nggak mau sekolah’. Walah walah, masa menakuti anak pakai khitan, padahal kan khitan wajib untuk anak laki-laki, nanti kalau anak sudah baligh tapi nggak mau khitan gara-gara sejak kecil ditakut-takuti seperti itu, gimana? 
    Sebagai orang tua, atau calon orang tua, memang sebaiknya kita mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelum kelahiran anak kita, jadi ketika anak kita lahir, kita sudah mempunyai bekal yang cukup untuk mendidiknya.
    Kalau sudah terlanjur punya anak dan menerapkan pendidikan yang ‘salah’ ada baiknya kita ubah dari sekarang. Karena mendidik anak tak semata hanya mengajari anak saja, tapi kita sebagai orang tua pun dituntut untuk selalu belajar.
    Berpegang teguh dengan syariat Alloh, mengikuti sunnah Rasul dan berdoa kepada Alloh merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan mendidik anak.
    Buku ini membahas beberapa kesalahan dalam mendidik anak di antaranya:
    1.       takut kepada manusia
    tanpa sadar kadang kala orang tua membelokkan anak didik dari perasaan takut diawasi oleh Alloh, kepada ketakutan dan rasa diawasi oleh manusia.
    Contoh, perkataan orang tua:
    -          Nak tinggalkan perbuatan ini supaya kau tidak ditertawakan orang!
    -          Nak, lakukan ini supaya orang suka kepadamu!
    -          Nak, apa yang akan dikatakan orang  kalau kau melakukan perbuatan ini…
    Dampak jelek:
    -          Anak terbiasa menengok bagaimana respon manusia ketika hendak beribadah atau bermuamalah.
    -          Anak akan tekun beribadah hanya tatkala masyarakat melakukan amalan itu, tapi bila dia kembali ke lingkungannya (yang durhaka) dia pun akan kembali kepada kesesatan.
    -          Anak akan meninggalkan ibadah karena jauh dari control masyarakat dan hilangnya perasaan diawasi oleh Alloh.
    -          Anak akan sangat mudah melakukan pelanggaran syariat di saat tidak diawasi orang
    Solusi:
    -          Para pendidik menanamkan pada hati anak-anak kalian rasa diawasi oleh Alloh dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan, beramal ibadah karena Alloh semata dalam keadaan sedih maupun senang.
    “Barangsiapa mengharapkan ridha Alloh dengan rela mendapatkan murka manusia, maka Alloh akan mencukupkan dia dari tanggungan manusia; dan barangsiapa mengharapkan ridha manusia dan rela mendapat murka Alloh, maka Alloh akan jadikan dia tergantung kepada manusia.”
    2.       mendidik anak dengan motivasi duniawi
    banyak kita dapati orang yang menghabiskan waktunya tanpa mengetahui hakikat tujuan hidupnya, mereka lalai akan tujuan hidupnya.
    Contoh, perkataan orang tua:
    -          “Berupayalah kamu untuk membangun masa depanmu” sehingga mencari sarana hidup pun menjadi tujuan utama. kita tidak mengatakan “kerjakanlah ini dan itu karena umurmu semakin bertambah.” karena kita tahu bahwa umur manusia terbatas. mengapa kita tidak memberinya keyakinan bahwa rizki untuk hidup di dunia ini sudah dijamin oleh Alloh sebagaimana kita memberinya keyakinan bahwa ajal itu tidak bisa dikurangi.
    Dampak jelek:
    -          Kesukaan anak yang berlebihan pada liburan dan ijazah, serta berbuat curang dalam ujian (bila mendapat kesempatan) karena anak didik tidak konsentrasi untuk meraih ilmu dari belajarnya, tapi hanya memandang sekolah sebagai formalitas untuk mewujudkan impian dan cita-citanya.
    -          Anak lebih suka memperturutkan hawa nafsu, sibuk dalam urusan dunia, lalai akan tujuan hidup yang sebenarnya, merasa tentram dengan urusan dunia namun lalau dengan akhirat, serta hilangnya kemampuan yang telah Alloh amanahkan kepadanya.
    -          Akan membelokkan anak dari tujuan hidup yang mulia, sehingga terbukalah peluang bagi musuh Islam untuk menguasai mereka
    Solusi:
    -          Seorang pendidik perlu menjauhkan anak didiknya dari hal-hal yang membawa kepada kebinasaan dan ketergelinciran, mengangkat derajad mereka dari derajad binatang menjadi derajad manusia yang mempunyai semangat untuk mengemban amanat.
    -          Seorang pendidik perlu membuat anak didik mulia dengan memberinya risalah ilahi dan memberinya amanat kepemimpinan, sehingga tinggi semangat dan terarah hidupnya.
    -          Menanamkan pada diri anak perasaan sebagai seorang Islam yang wajib berbeda dari orang kafir dalam segala hal, penampilan, gaya bicara, maupun tujuan dan angan-angannya.
    -          Menanamkan perlunya bergaul dengan orang-orang yang dekat kepada Alloh.
    -          Memberikan pengarahan kepada anak dan mendorongnya untuk berperan serta mewujudkan cita-cita dan impian kaum muslimin.
    -          Memotivasinya agar menegakkan syariat secara individu di rumahnya, serta memanfaatkan waktu senggangnya untuk kegiatan yang bermanfaat bagi kaum muslimin.  
    3.       mendidik anak suka mengejek
    Disebabkan berbagai macam nikmat pada diri seseorang, dan akibat didikan yang salah, maka muncullah anak sebagai seorang yang suka mengejek dan mencela.
    Sebab:
    -          Banyaknya kenikmatan dan karunia yang dia miliki serta banyaknya orang fakir yang dating untuk menjadi pekerjanya, hal ini mendorong orang yang mempunya potensi takabur untuk berlaku takabur, sombong, dan meremehkan orang lain
    -          Lalai terhadap ukuran Alloh yang telah ditetapkan sebagai pedoman dalam menghormati dan memuliakan seseorang (taqwa).
    -          Lalai adanya adzab Alloh.
    -          Ketidaktahuan akan peringatan dan larangan Alloh dan RasulNya tentang mengejek dan menghina kaum muslimin (karena boleh jadi mereka yang diejek lebih baik daripada mereka yang mengejek).
    -          Mengganti ukuran Ilahi  yang telah Dia tetapkan untuk mengukur derajat dan kemuliaan hambaNya dengan timbangan keduniaan jahiliyah seperti warna kulit, bangsa, tanah kelahiran, suku, dll
    Dampak jelek:
    -          Bila disebut-sebut orang yang terkemuka, dia sangat bersemangat karena dirinya merasa sepadan dengan mereka.
    -          Bila disebut-sebut orang yang kaya dihadapannya, dia akan bertanya panjang lebar bagaimana cara mencari kekayaan tersebut. Bila yang disebut orang miskin, maka dia acuh tak acuh.
    -          Anak merasa bangga ketika memakai mobil bagus, berpakaian trendy, dan kepada orang yang bermobil usang dia akan sombong.
    Solusi:
    -          Perlu diketahui sungguh-sungguh bahwa mengejek bisa mengeluarkan diri dari Islam, seperti; mengolok-olok Alloh, malaikat, para nabi, para rasul serta orang shaleh.
    -          Perlu diketahui bahwa konsekuensi mengejek adalah adzab yang pedih.
    -          Perlu disadari bahwa semua kenikmatan datangnya dri Alloh, maka selayaknya pujilah Alloh dan bersyukur kepadanya.
    -          Ketika setan menghiasi diri kita untuk berbuat congkak, sadarlah bahwa semua nikmat itu adalah dari Alloh dan Alloh maha kuasa untuk mencabutnya juga.

    Bersambung (insyaAlloh)..

Minggu, 24 November 2013

Ramai-ramai Uji Publik Kurikulum Baru

http://smpitcendikia.blogspot.com/
Logo SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR (SICC)
Rencana Kurikulum 2013 yang sempat menimbulkan polemik, pro dan kontra, mulai memasuki uji publik. Semua lapisan masyarakat bisa memberikan masukan dan pendapat untuk menyempurnakan kurikulum yang bakal menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini.

Masyarakat yang ingin memberian pendapat bisa mengakses situs http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id. Dari situs ini pula mereka bisa memperoleh draf kurikulum baru dan alternatif yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait teknis pelaksanaannya.
“Bagi yang tidak setuju bisa menyampaikannya di situ, tetapi harus juga mencantumkan alasan kenapa tidak setuju dan sebaiknya bagaimana. Jangan dibatalkan,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh belum lama ini. “Silakan berpendapat. Kami terima masukannya. Mana yang harus diperbaiki, mana yang kurang.”

Menurut dia, pendapat masyarakat luas sangat dibutuhkan agar dapat mengoreksi kekurangan yang ada pada kurikulum yang akan diluncurkan pada pertengahan 2013 mendatang itu. Masukan tersebut akan digunakan untuk menyempurnakan formula kurikulum 2013.

Uji publik juga akan dilakukan lewat kunjungan atau roadshow ke lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia. Berbagai fase harus dilewati oleh kurikulum baru ini untuk memperoleh kesempurnaan saat diterapkan pada Juni 2013 nanti. Saat ini, kurikulum 2013 tengah memasuki fase uji publik selama tiga minggu di lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia.

Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro, menyebutkan, uji publik ini menggunakan beberapa pendekatan, yaitu secara langsung dan secara online yang dapat diakses oleh semua masyarakat.

Dalam pendekatan secara langsung, pihak yang dilibatkan adalah guru, praktisi pendidikan, pengamat pendidikan, ahli pendidikan, anggota DPR, anggota DPRD, kepala dinas pendidikan, tim narasumber wapres, tim inti, serta unsur Kemendikbud unsur Kemenag.

“Semuanya diajak di sini untuk memberi masukan. Ada sekitar 383 orang yang akan ikut uji publik di Jakarta yang berlangsung tiga hari sejak 29 November 2012,” katanya.

Pada uji publik langsung, sebelum memberi masukan, para peserta uji publik yang terdiri atas banyak pihak ini mendengarkan paparan dan penjelasan terkait draf kurikulum baru tersebut. Selanjutnya, para peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi terkait paparan tersebut.

“Fokus diskusinya seputar paparan tersebut, tapi instrumennya terkait Standar Kompetensi Lulusan, struktur kurikulum, standar proses, dan penilaian,” ujar Khairil.

Setelah diberi waktu lebih dari 120 menit untuk berdiskusi, masing-masing kelompok diberi waktu untuk melaporkan hasil kerjanya dan rumusan hasil rekomendasi untuk kurikulum 2013. Hasil rekomendasi tersebut disusun dan ditelaah untuk kemudian dikombinasikan menjadi rumusan hasil uji publik yang nantinya dijadikan penyempurnaan kurikulum 2013.

“Jadi, dokumen kurikulum 2013 yang disempurnakan nantinya berdasarkan dari uji publik yang dilakukan saat ini,” ujarnya.

Khairil menyebutkan, konsep pengembangan kurikulum pada tingkat nasional dilakukan dengan menyusun kurikulum, panduan pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran, serta model teks buku pelajaran.

Menurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam buku akan diberikan tuntunan untuk proses pembelajaran seperti itu.

Juga pola pengadaan buku pelajaran untuk siswa, katanya, berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Kali ini pemerintah menyiapkan buku teks pelajaran untuk siswa dan buku pegangan guru untuk setiap mata pelajaran yang didistribusikan ke sekolah-sekolah. Buku-buku pelajaran akan diberikan secara gratis kepada guru dan siswa.

Kurikulum Baru Pangkas Jumlah Mata Pelajaran


https://plus.google.com/u/0/108052258506552998999
Aula SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR (SICC)

Kurikulum baru pendidikan nasional yang sedang dipersiapkan pemerintah bersama tim penyusun, nantinya akan memangkas jumlah mata pelajaran menjadi lebih sedikit, sehingga meringankan peserta didik. Demikian dikatakan Wamendikbud bidang Pendidikan, Musliar Kasim.

“Jumlah mata pelajaran yang banyak membebani siswa, dan menyebabkan siswa menjadi bosan,” katanya dalam pertemuan pers bersama Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti, terkait Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, di Jakarta, Kamis (27/9/2012) petang.

Ia mengatakan kurikulum mendatang yang sedang disusun oleh tim yang terdiri para pakar dan tokoh pendidikan seperti Franz Magnis Suseno, Prof Juwono Sudarsono, serta lainnya, akan ditekankan pada model pembelajaran tematik, dan lebih mengarah pada pendidikan karakter.

Menurut dia, pendidikan karakter akan lebih banyak dipelajari siswa di tingkat sekolah dasar dimulai sejak dini.

Semakin tinggi jenjangnya, pelajaran terkait pendidikan karakter berkurang, dan diganti dengan pelajaran keilmuan.

Musliar mengatakan perubahan kurikulum tersebut merupakan program besar Kemdikbud yang dimulai sejak 2010.

Sementara itu, Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan kurikulum yang sedang dalam penyusunan tersebut diharapkan akan memberikan perubahan pada model pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi seluas-luasnya.

“Pembangunan karakter sebagai sentral dari pendidikan nasional akan disinergikan dengan kebudayaan untuk menyebarkan virus pembangunan karakter dan targetnya bukan hanya peserta didik tetapi juga guru dan masyarakat luas yang diwakili oleh komunitas-komunitas seperti seniman dan budayawan dan sebagainya,” katanya.

Penyusunan kurikulum pendidikan nasional yang baru diharapkan rampung pada Februari 2013. Sebelum disahkan dan diaplikasikan, pemerintah akan melakukan uji publik terhadap rancangan kurikulum itu untuk memperoleh kritik dan masukan dari masyarakat.

Kemdikbud saat ini telah membentuk dua tim, yakni tim pertama bertugas menyusun kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Adapun tim kedua bertugas menyusun kurikulum pendidikan tinggi.
Tim penyusun juga mengevaluasi kurikulum yang berlaku saat ini, seperti soal banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, jam sekolah, hingga mencari penyebab mengapa sering terjadi tawuran siswa, rendahnya kemampuan siswa berbahasa asing, serta berbagai persoalan lain.

Gerakan Pembangunan Karakter

Wamendikbud Wiendu Nuryanti menjelaskan rencana pemerintah untuk melaksanakan kegiatan Gerakan Nasional Pembangunan Karakater Bangsa melalui program penanaman nilai budaya di lingkungan sekolah yang dilaksanakan di 10 propinsi, antara lain DKI Jkaarta, Aceh, Banten, Jawa Barat, NTB dan Maluku.

“Selain menyasar sekolah, gerakan pembangunan karakter juga akan dilaksanakan kepada masyarakat luas melalui Gerakan Bersih Desa Budaya yang difokuskan pada desa-desa yang dengan tradisinya masih menjalankan dan menopang karifan lokal, seperti budaya gotong royong,” katanya.
Program Gerakan Bersih desa pada tahap awal sebagai pilot project dilaksanakan di enam daerah, yakni Laweyan, Lasem , Setu Babakan, Sasirangan, Pandesikek dan Cuci Nagari Maluku.

Sekolah Ramah Anak Atasi Tawuran

https://twitter.com/cendikiacianjur
SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR (SICC)
Tawuran antarpelajar atau antarmahasiswa sekarang ini semakin menjadi-jadi dan mengerikan. Tawuran di dunia pendidikan itu telah menyebabkan pelajar ataupun mahasiswa tewas sia-sia. Dalam satu bulan terakhir, secara beruntun terjadi tawuran yang menewaskan enam orang siswa dan mahasiswa.

Tewasnya siswa SMA Negeri 6 Mahakam, Alawy Yusianto Putra (15), akibat sabetan celurit yang diayunkan siswa SMAN 70, FR (19), akhir September lalu, menambah daftar panjang siswa yang tewas dalam satu dekade.

Siswa kelas X yang hobi main band itu terkapar tak jauh dari pintu gerbang sekolahnya di SMA 6. Padahal, lokasi sekolah korban dan pelaku bertetangga dan berada di kawasan strategis di Jakarta Selatan.

Sebulan sebelumnya, Jasuli (16), siswa kelas IX SMP 6, tewas disambar commuter line di Stasiun Buaran, Klender, Jakarta Timur. Ia tewas ditabrak kereta saat dikejar sekelompok pelajar lain. Jasuli yang saat itu berseragam pramuka berlari sendirian.

Dua hari setelah kematian Alawy, menyusul Deny Yanuar (17) alias Yadut, siswa SMK Yayasan Karya 66 (Yake). Ia juga tewas disabet celurit AD alias Djarot (15) dibantu rekannya, EK dan GAL. Yadut tergeletak tak jauh dari sekolahnya di Jalan Minangkabau, Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan. Ia tewas mengenaskan setelah dikeroyok pelajar SMK Kartika Zeni, Matraman, Jakarta Pusat.

Kasus kematian Alawy dan Denny masih diusut, pecah lagi tawuran di bundaran Pancoran, Jakarta Selatan. Kali ini pelakunya siswa SMK Bakti, Cawang, Jakarta Timur, dengan SMK 29 Penerbangan, Jakarta Selatan, Kamis (11/10).

Meski tak ada yang tewas, namun, Rizki Alfian (15) alias Pepen dan Jalal Muhammad Akbar (16)—keduanya siswa SMK Bakti Jakarta—luka berat. Polisi kemudian menetapkan enam tersangka dari siswa SMK 29. Lima hari berselang, 80 siswa SMK Bakti ingin membalas dendam kepada siswa-siswa SMK. Mereka membawa bom molotov, celurit, golok, gir, dan lainnya.

Rencana para siswa itu tercium petugas dan guru sehingga mereka digiring ke halaman Polres Jakarta Selatan. Dari 80 siswa, polisi kemudian menetapkan 12 siswa sebagai tersangka.

Di Bogor, juga terjadi tawuran yang menyebabkan tewasnya seorang pelajar, Agung (17). Polisi membekuk Ga (15), siswa SMP yang diduga terlibat penganiayaan dengan celurit hingga menyebabkan korban tewas.

Tawuran juga terjadi di Universitas Negeri Makassar (UNM), Sulawesi Selatan, Kamis (11/10) lalu. Buntut dari tawuran itu, dua orang mahasiswa UNM tewas. Kepolisian Resor Kota Besar Makassar menetapkan MAB (20) dan kakaknya, MA (21), sebagai tersangka. Korban tewas adalah Rizky Munandar, mahasiswa UNM, dan Haryanto, mantan mahasiswa UNM.

Perubahan kurikulum
Makin maraknya tawuran di dunia pendidikan ini tentu menambah berat beban kerja polisi yang sudah menggunung. Bagi aparat terdepan penegak hukum ini, fenomena tawuran pelajar yang makin deras juga membuat korps polisi ekstra hati-hati jangan sampai dijadikan kambing hitam dan dinilai tidak mampu menangani. Sementara itu, banyak sekali kasus lain yang juga harus mendapat prioritas.

Hal itu ditegaskan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Untung S Radjab, Rabu lalu. ”Jangan hanya menyerahkan kepada polisi saja jika sudah terjadi tawuran. Tetapi, bagaimana pencegahannya dan pembinaannya justru di rumah dan di sekolah. Polisi sudah menangani. Ada teknik dan aturan hukum yang diterapkan terhadap siapa pun pelakunya. Namun, ada pertimbangan dan kebijakan lain, karena ini menyangkut anak di bawah umur,” papar Untung.

Sementara bagi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim, kasus tawuran sekarang ini menjadi momentum menata kembali kurikulum satuan pendidikan yang kini tengah dilakukan pemerintah. Penataan dilakukan dengan menyeimbangkan mata pelajaran pengetahuan, kemampuan, dan karakter atau sikap. ”Uji publiknya pada Februari 2013. Sekarang masih dikerjakan,” ujar Musliar saat ditanya Kompas di sela-sela pelatihan ESQ di Menara 165, Jakarta, pekan lalu.

Musliar mengakui, kurikulum yang berbasis kompetensi sekarang ini menyebabkan mata pelajaran yang diberikan kepada anak didik dinilai sangat berlebihan. Akibatnya, siswa didik terbebani untuk belajar.

Selain itu, tambah Musliar, dengan penataan kurikulum, pelajaran akan ditekankan kembali pada pelajaran mengenai sikap dan budi pekerja, selain juga kemampuan dan pengetahuan.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, untuk mencegah terjadinya tawuran, pihaknya tengah membangun simpul-simpul hubungan antarsekolah. Memang tak mudah, tapi tidak boleh bosan untuk membangun hal itu.

Terkait sanksi, Taufik menyatakan, sanksi yang pertama diarahkan kepada sekolah karena memiliki kewenangan dan otonomi. ”Jika terulang lagi, sekolah akan kami beri sanksi. Persoalannya, selama ini standar sekolah berbeda-beda menangani tawuran. Ini yang akan disamakan. Dari sanksi yang sudah dijalankan berupa teguran lisan, selanjutnya bisa menyangkut akreditasi sekolah.”
Menurut Taufik, setelah tahapan sanksi teguran, administratif, dan pidana berjalan, peninjauan akreditasi sekolah akan dilakukan.

Peran negara
Pengamat sosial budaya Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan, salah satu penyebab utama tawuran adalah adanya identitas dan tradisi turun-temurun. Ini terlihat dari pola tawuran yang biasa terjadi di antara dua atau lebih sekolah yang memendam ketegangan lama.

”Perselisihan yang menahun atau bahkan bertahan puluhan tahun itu terwariskan ke generasi selanjutnya dengan pewarisan sense of identity,” ujarnya.
Sebagai contoh, di salah satu sekolah yang sering tawuran di Jakarta, nyaris semua anaknya mengenal bagaimana cara menggunakan gesper sebagai senjata untuk menyerang lawannya. Jadi, ada tradisi kekerasan yang terwariskan dengan kuat secara turun-temurun.

”Di sekolah lain, saya pernah menemukan para alumninya membanggakan sekolahnya dulu berani menyerang sekolah-sekolah lainnya dan disegani karena ketangguhan fisiknya. Ini menunjukkan bahwa kekerasan menjadi cara membuktikan diri dan identitas,” ujar Devie.

Inilah yang menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Badriyah Fayumi, sudah melebih batas-batas toleransi. Maka, kasus tawuran sungguh menyedihkan dan memprihatinkan semua pihak. Padahal, negara belum memiliki sistem untuk menangani tawuran yang terus-menerus terjadi dan meminta korban jiwa.

”Bukan hanya soal tewasnya siswa dan mahasiswa, tetapi juga tawuran yang terjadi di dunia pendidikan yang seharusnya mengedepankan kecerdasan dan intelektual. Oleh sebab itu, sekolah ramah anak harus menjadi solusi bagi penyelesaian kasus tawuran. Sekolah harus menjadi rumah besar di mana anak didik dan guru serta orangtua bersentuhan dan tak ada kekerasan apalagi diskriminasi. Sekolah yang menumbuh kembangkan dan mendengarkan pendapat anak,” kata Badriyah, Kamis (18/10).

Hal senada diperkuat Wakil Ketua KPAI Asrorun Ni’am Sholeh. Negara harus hadir untuk menghentikan kasus tawuran yang sudah keterlaluan itu. ”Hanya dengan sekolah ramah anak, kita harapkan tawuran diminimalisasi,” harapnya