Rabu, 27 November 2013

15 Kesalahan Mendidik Anak dan Cara Islami Memperbaikinya Oleh Dr. Muhammad bin Abdullah as Sahim (I)

  • http://islamcendikia.blogspot.com/
    Lingkungan SMP ISLAM CENDEKIA CIANJUR (SICC)
    bismillahirrohmanirrohim..
    kali ini saya mau mereview sebuah buku, judulnya ‘15 Kesalahan Mendidik Anak dan Cara Islam Memperbaikinya’ karangan Dr. Muhammad bin Abdullah as Sahim yang diterbitkan oleh Media Hidayah.
    Kenapa saya tertarik membaca buku ini? memang akhir-akhir ini saya senang membaca buku mengenai pendidikan anak, untuk persiapan nantinya jika Alloh berkenan memberi kami seorang anak. bukankah ketika akan menikah kita juga belajar seluk beluk mengenai pernikahan? lalu mengapa ketika kita ingin mempunyai anak kita tidak belajar mengenai itu..
    Sedemikian kompleks mendidik anak, sebanding itu pula Alloh subhana wa ta’ala memberi pahala kepada orang tua yang mampu mendidik anak sesuai aturan-Nya. Jadi jangan sampai kita melakukan kesalahan-kesalahan yang disebutkan di buku ini ketika mendidik anak kita nantinya. 
    Tujuan tertinggi seseorang dalam mendidik adalah terealisasikannya pada diri anak didik: ibadah kepada Alloh, ikhlas karena-Nya, dan terhindar dari segala kesyirikan.
    Membaca buku ini saya merasa ‘makjleb’, beberapa kesalahan yang ditulis di sini banyak saya jumpai di sekitar lingkungan saya tinggal. Misal ketika anak mogok sekolah, orang tua menakutinya dengan ucapan ‘nanti ditangkap pak polisi kalau nggak mau sekolah’ bahkan yang ekstrim ada orang tua yang mengatakan ‘nanti kamu dikhitankan lho kalau nggak mau sekolah’. Walah walah, masa menakuti anak pakai khitan, padahal kan khitan wajib untuk anak laki-laki, nanti kalau anak sudah baligh tapi nggak mau khitan gara-gara sejak kecil ditakut-takuti seperti itu, gimana? 
    Sebagai orang tua, atau calon orang tua, memang sebaiknya kita mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelum kelahiran anak kita, jadi ketika anak kita lahir, kita sudah mempunyai bekal yang cukup untuk mendidiknya.
    Kalau sudah terlanjur punya anak dan menerapkan pendidikan yang ‘salah’ ada baiknya kita ubah dari sekarang. Karena mendidik anak tak semata hanya mengajari anak saja, tapi kita sebagai orang tua pun dituntut untuk selalu belajar.
    Berpegang teguh dengan syariat Alloh, mengikuti sunnah Rasul dan berdoa kepada Alloh merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan mendidik anak.
    Buku ini membahas beberapa kesalahan dalam mendidik anak di antaranya:
    1.       takut kepada manusia
    tanpa sadar kadang kala orang tua membelokkan anak didik dari perasaan takut diawasi oleh Alloh, kepada ketakutan dan rasa diawasi oleh manusia.
    Contoh, perkataan orang tua:
    -          Nak tinggalkan perbuatan ini supaya kau tidak ditertawakan orang!
    -          Nak, lakukan ini supaya orang suka kepadamu!
    -          Nak, apa yang akan dikatakan orang  kalau kau melakukan perbuatan ini…
    Dampak jelek:
    -          Anak terbiasa menengok bagaimana respon manusia ketika hendak beribadah atau bermuamalah.
    -          Anak akan tekun beribadah hanya tatkala masyarakat melakukan amalan itu, tapi bila dia kembali ke lingkungannya (yang durhaka) dia pun akan kembali kepada kesesatan.
    -          Anak akan meninggalkan ibadah karena jauh dari control masyarakat dan hilangnya perasaan diawasi oleh Alloh.
    -          Anak akan sangat mudah melakukan pelanggaran syariat di saat tidak diawasi orang
    Solusi:
    -          Para pendidik menanamkan pada hati anak-anak kalian rasa diawasi oleh Alloh dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan, beramal ibadah karena Alloh semata dalam keadaan sedih maupun senang.
    “Barangsiapa mengharapkan ridha Alloh dengan rela mendapatkan murka manusia, maka Alloh akan mencukupkan dia dari tanggungan manusia; dan barangsiapa mengharapkan ridha manusia dan rela mendapat murka Alloh, maka Alloh akan jadikan dia tergantung kepada manusia.”
    2.       mendidik anak dengan motivasi duniawi
    banyak kita dapati orang yang menghabiskan waktunya tanpa mengetahui hakikat tujuan hidupnya, mereka lalai akan tujuan hidupnya.
    Contoh, perkataan orang tua:
    -          “Berupayalah kamu untuk membangun masa depanmu” sehingga mencari sarana hidup pun menjadi tujuan utama. kita tidak mengatakan “kerjakanlah ini dan itu karena umurmu semakin bertambah.” karena kita tahu bahwa umur manusia terbatas. mengapa kita tidak memberinya keyakinan bahwa rizki untuk hidup di dunia ini sudah dijamin oleh Alloh sebagaimana kita memberinya keyakinan bahwa ajal itu tidak bisa dikurangi.
    Dampak jelek:
    -          Kesukaan anak yang berlebihan pada liburan dan ijazah, serta berbuat curang dalam ujian (bila mendapat kesempatan) karena anak didik tidak konsentrasi untuk meraih ilmu dari belajarnya, tapi hanya memandang sekolah sebagai formalitas untuk mewujudkan impian dan cita-citanya.
    -          Anak lebih suka memperturutkan hawa nafsu, sibuk dalam urusan dunia, lalai akan tujuan hidup yang sebenarnya, merasa tentram dengan urusan dunia namun lalau dengan akhirat, serta hilangnya kemampuan yang telah Alloh amanahkan kepadanya.
    -          Akan membelokkan anak dari tujuan hidup yang mulia, sehingga terbukalah peluang bagi musuh Islam untuk menguasai mereka
    Solusi:
    -          Seorang pendidik perlu menjauhkan anak didiknya dari hal-hal yang membawa kepada kebinasaan dan ketergelinciran, mengangkat derajad mereka dari derajad binatang menjadi derajad manusia yang mempunyai semangat untuk mengemban amanat.
    -          Seorang pendidik perlu membuat anak didik mulia dengan memberinya risalah ilahi dan memberinya amanat kepemimpinan, sehingga tinggi semangat dan terarah hidupnya.
    -          Menanamkan pada diri anak perasaan sebagai seorang Islam yang wajib berbeda dari orang kafir dalam segala hal, penampilan, gaya bicara, maupun tujuan dan angan-angannya.
    -          Menanamkan perlunya bergaul dengan orang-orang yang dekat kepada Alloh.
    -          Memberikan pengarahan kepada anak dan mendorongnya untuk berperan serta mewujudkan cita-cita dan impian kaum muslimin.
    -          Memotivasinya agar menegakkan syariat secara individu di rumahnya, serta memanfaatkan waktu senggangnya untuk kegiatan yang bermanfaat bagi kaum muslimin.  
    3.       mendidik anak suka mengejek
    Disebabkan berbagai macam nikmat pada diri seseorang, dan akibat didikan yang salah, maka muncullah anak sebagai seorang yang suka mengejek dan mencela.
    Sebab:
    -          Banyaknya kenikmatan dan karunia yang dia miliki serta banyaknya orang fakir yang dating untuk menjadi pekerjanya, hal ini mendorong orang yang mempunya potensi takabur untuk berlaku takabur, sombong, dan meremehkan orang lain
    -          Lalai terhadap ukuran Alloh yang telah ditetapkan sebagai pedoman dalam menghormati dan memuliakan seseorang (taqwa).
    -          Lalai adanya adzab Alloh.
    -          Ketidaktahuan akan peringatan dan larangan Alloh dan RasulNya tentang mengejek dan menghina kaum muslimin (karena boleh jadi mereka yang diejek lebih baik daripada mereka yang mengejek).
    -          Mengganti ukuran Ilahi  yang telah Dia tetapkan untuk mengukur derajat dan kemuliaan hambaNya dengan timbangan keduniaan jahiliyah seperti warna kulit, bangsa, tanah kelahiran, suku, dll
    Dampak jelek:
    -          Bila disebut-sebut orang yang terkemuka, dia sangat bersemangat karena dirinya merasa sepadan dengan mereka.
    -          Bila disebut-sebut orang yang kaya dihadapannya, dia akan bertanya panjang lebar bagaimana cara mencari kekayaan tersebut. Bila yang disebut orang miskin, maka dia acuh tak acuh.
    -          Anak merasa bangga ketika memakai mobil bagus, berpakaian trendy, dan kepada orang yang bermobil usang dia akan sombong.
    Solusi:
    -          Perlu diketahui sungguh-sungguh bahwa mengejek bisa mengeluarkan diri dari Islam, seperti; mengolok-olok Alloh, malaikat, para nabi, para rasul serta orang shaleh.
    -          Perlu diketahui bahwa konsekuensi mengejek adalah adzab yang pedih.
    -          Perlu disadari bahwa semua kenikmatan datangnya dri Alloh, maka selayaknya pujilah Alloh dan bersyukur kepadanya.
    -          Ketika setan menghiasi diri kita untuk berbuat congkak, sadarlah bahwa semua nikmat itu adalah dari Alloh dan Alloh maha kuasa untuk mencabutnya juga.

    Bersambung (insyaAlloh)..
Lokasi: Cianjur, Jawa Barat, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar